Aku dan mereka yang kusebut ibu

Tidak ada komentar
Seseorang pernah berkata padaku kalo apa yang kuperlihatkan hanyalah kepalsuan. berteman 10 tahun tidak membuatnya mengenal siapa aku sebenarnya, karena aku selalu menyembunyikan emosiku dan mengedepankan topeng "aku baik-baik aja". kalo kamu kenal aku secara luaran, kamu akan paham bahwa aku akan terlihat ceria di mana saja dan kapan saja. Emosiku tidak terlihat secara jelas, mungkin ada ketakutan dalam diriku yang jika aku memperlihatkan emosiku maka semua orang tidak akan mau berinteraksi denganku, padahal sebenernya tidak begitu, yah, ini hanyalah trauma masa lalu. 
tema arisan dari Mbak noorma dan Mbak Cheila tentang ibu, tapi aku au bercerita tentang ibunya teman-temanku.

Berbicara sosok ibu, jika tidak dalam kondisi melodrama itu adalah hal yang sulit kulakukan. karena seperti yang aku bilang di atas, aku bukan orang yang ikhlas begitu saja membuka diriku di depan orang lain. apalagi berbicara masalah keluarga, sudah pasti aku akan diam dan tidak akan membahasnya jika ada yang bertanya. entah sejak kapan aku seperti ini, cuman aku merasa nyaman jika mereka melihatku bukan melihat keluargaku. 

Sejak kepergian Mama, aku mengakui kalo hidupku err,, agak sedikit kacau, meskipun sudah belasan tahun ditinggal, tapi aku selalu menyalahkan diriku kenapa itu bisa terjadi. kenapa aku tidak menjaga mama dengan baik, dan kenapa mama pergi harus dengan cara yang seperti itu? aku, orang yang mama perjuangkan, yang mama penuhi setiap keinginanku yang konyol sekalipun, mama yang bersabar dengan segala keegoisanku yang selalu maunya dinomor satukan. 

kamu mungkin gampang untuk berbicara "udah sih ikhlasin aja" tapi kenyataannya nggak semudah itu. bahkan, untuk menerima anggota keluarga baru saja susah. tapi tidak dengan yang akan aku ceritakan di bawah ini. 

 aku punya teman semasa kuliah yang bisa kupanggil mereka sahabat, karena mereka selalu ada di saat aku jatuh, dan mereka juga menerimaku apa adanya, hingga orang tua mereka pun sudah kuanggap seperti orang tuaku sendiri, karena semuanya menganggap kami, anak-anaknya. hehehehe

duniaku yang sudah terbalik seperti menemukan oase dan akhirnya mulai membaik, luka hati sedikit demi sedikit mulai tertutupi, dan ya, aku menyayangi mereka dan juga mereka mempercayakan anaknya untuk boleh bermain denganku, maklum, aku kan anak baik mainpun nggak sampai malem :P
Mamanya Trulyn sering menghubungiku, selain untuk menanyakan keadaan anaknya, juga menanyai kabarku dan apa kesibukan yang sedang aku lakukan, dan apa saja yang dilakukan kami berdua. Bercandaan ringan pun sering kami lontarkan, ehehe
Dari sini aku percaya, bahwa ibu itu bukan hanya ibu kandung atau ibu sambung kita saja, tapi ibu temanmu juga bisa menjadi ibumu >_<




Kalo kamu bagaimana ceritamu dengan seseorang yang kamu panggil ibu? 

Tidak ada komentar

Mari berkomentar yang baik yaaaa