Teruntuk
kamu yang selalu membuatku tertawa dengan segala tingkahmu,
Hai,
bagaimana harimu, ? Kuharap selalu menyenangkan ya. Ah, kau tahu aku sudah lama
meninggalkan ritual surat menyurat seperti ini terakhir sejak kita lulus
sekolah, memutuskan kembali ke kota asal kita masing-masing. Kamu masih ingat
nggak awal mula kita bertemu dan kemudian memutuskan bersama? Ah, sungguh
konyol ya saat itu. Kamu menghampiri aku yang sedang duduk kelelahan sehabis latihan
dan kemudian aku mengacuhkanmu saat kau mengajakku bicara, hahaha maafkan aku
ya karena aku bukan tipe yang suka mengobrol dengan lawan jenis apalagi yang
belum kenal. Aku jutek, itu katamu lalu setelah itu kamu memusuhiku tanpa
sebab. Masih ingat tentang kelasmu yang menantang kelasku untuk bertanding
bersama hanya karena masalah sepele? Hahahhaa kekanakan sekali aku waktu itu,
membenarkan semua tindakanku dan teman-temanku mengambil hak orang lain. Ah,
kalau ku ingat lagi, itu pertama kalinya kita berkenalan dan bermusuhan di saat
yang bersamaan :D
Aku
rindu kamu, rindu dengan masa-masa lalu. Rindu dengan tingkah laku kita yang
tak pernah bisa diterima oleh akal sehat orang lain, karena cinta itu
membutakan, katamu saat itu. Bagaimana bisa itu membutakan sedangkan untuk
menikmatinya saja kita butuh membuka semua indera kita. Semua tak pernah bisa
diterima akal sehat, sayang, tidak oleh ku, olehmu dan orang-orang sekeliling
kita. Kamu masih ingat kelakuan konyolmu saat itu, yang membuatmu merasa
tersiksa selama dua minggu? Ahahahhaa bagaimana bisa, kamu salah orang waktu
menyatakan perasaanmu. Kamu merasa dia itu aku, lucu sekali. Kamu cemberut
melihatku tertawa puas, lepas, terlebih lagi setelah si dia pun menganggap
serius pernyataan cintamu. Aku hanya memperhatikanmu dari jauh sambil sesekali
tertawa lucu, pun ketika wanitamu datang menghampirimu tanpa kau minta, kau
lantas sibuk membenahi diri.
Mengingatmu,
berarti mengulang masa lalu, lintasan kenangan berhamburan keluar, kau yang sekarang
berbeda, tak seperti dulu, dulu kau selalu bercanda, membuatku tertawa dengan
tingkah laku konyolmu, menjagaku diantara lautan manusia yang tak kukenal,
membantuku ketika aku kesulitan mengingat lawan bicaraku karena banyaknya orang
di sekitar kita, serta perhatian-perhatian kecilmu saat waktu makan tiba, dan
semua hal yang kau lakukan hanya untuk melihatku bahagia bersamamu.
Sekarang,
bahagialah sayang. Bahagialah dengan apa yang kau pilih. Dengan siapa kamu akan
menghabiskan masa tuamu nanti, aku hanya bisa mendoakanmu berbahagia selalu, selalu
berpikir optimis dan semangat menyambut hari dan memeluk bahagia ya Sayang, aku.
Kutitipkan dia untuk kau jaga sepenuh hati, tidak, aku tidak bersedih karena kehilangan
kamu, karena dengan begitu aku bisa menghargai masa-masaku saat denganmu dan
tidak menjadi terbeban karenanya.
Duh,
panjang juga ya ini surat sayang skg aku tak tahu sosial mediamu, hehehe udah
dulu ya, aku mau menjemput bahagiaku.
Dari
Aku,
yang selalu kamu bikin tertawa.
Nb : Surat ini aku ikutkan dalam event #30HariMenulisSuratCinta di twitter.
Nb : Surat ini aku ikutkan dalam event #30HariMenulisSuratCinta di twitter.
Tidak ada komentar
Mari berkomentar yang baik yaaaa