Awal tahun ajaran baru, aku mengenalmu dari jejaring facebook,
kamu memang adik tingkatku, ternyata kamu tiga tahun lebih tua daripadaku.
Perkenalan kita lalui tahap demi tahap, hanya untuk saling bertukar nomer
handphone saja butuh waktu enam bulan, kemudian berlanjut sms selama beberapa
waktu, baru kita bertelpon ria. Aku menikmati proses perkenalan yang aneh itu,
karena aku tahu kau pun menyukainya.
Selama enam bulan intensitas percakapan kita hanya sebatas facebook,
jika aku lama membalas pesanmu, maka kau pun akan mengirim lagi dan lagi. Aku tahu
percakapan yang tak seberapa penting itu telah menjadi sebuah rutinitas yang
kita nikmati bersama. Liburan semester
di depan mata, kita menyadari bahwa kita akan sangat jarang membuka socmed, kau
meminta nomer telponku lebih dulu. Aku salah menilai. Aku kira kamu hanya
berbasa-basi untuk meminta, ternyata kamu langsung mengirim pesan malam itu.
Setelah bersms selama dua minggu, kau meminta ijin
menelpon. Mendengarkan suaramu untuk pertama kalinya, perbincangan kita
berlangsung selama dua jam. Terlalu banyak kata yang tersimpan selama ini, dan
semua mengalir begitu saja saat kita berbicara, semenjak itu, kegiatan bersms
dan menelpon menjadi rutinitas kita, walaupun kita belum bertemu muka secara
langsung. Yang kita lakukan hanyalah melihat dari kejauhan, meyakinkan diri
bahwa kau dan aku ada.
Awal semesteran, kita merasa terlalu lama kita bersembunyi
selama ini, memutuskan bertemu dan malu-malu, sore itu. Aku tahu kau menjauh
saat aku mendekati area pertemuan kita, dan aku pun mengurungkan hal yang sama.
Ah, kita terlalu malu untuk bertegur sapa. Hal yang kunanti ialah hari Rabu,
hari di mana aku menggunakan kelas kuliah di wilayahmu. Dan kau pun selalu
mengintip saat aku sedang di kelas, yang kemudian menerorku dengan pesan
singkat ataupun telepon karena mengacuhkanmu. Pendekatan ala anak SMA yang
selalu membuatku tertawa kecil.
Memutuskan main bersama menjadi pilihan kita, karena kita
sudah semakin dekat dengan ketidak pastian ini,
Mengenalmu, aku rasa itu salah satu rencana tuhan, apakah
kita akan bersama atau tidak itu yang masih menjadi misteri.
Tidak ada komentar
Mari berkomentar yang baik yaaaa