Hai, apa kabar? Ini kok tau-tau udah tahun 2021
aja ya? Cepat banget waktu berlalu, terutama 2020. Ngomongin 2020 sebentar ah,
aku mau flashback sambil buat
pengakuan: 2020 aku tuh ambyar banget rasanya.
Terjebak di rumah, bosan, jenuh, tapi terus
akhirnya jadi enggak produktif. Enggak sedikit pekerjaan aku yang pada lewat deadline. Sampai teman-teman aku rajin
banget negur aku. Bukan ngingetin lagi, tapi benar-benar negur.
Makanya tahun 2021 ini harus lebih baik dari
2020 kemarin. Resolusi aku untuk tahun ini adalah jadi pribadi yang lebih baik
dan lebih produktif. Mungkin ada yang berpikir: “Ah, lagu lama, Er. Nanti
tau-tau males-malesan lagi.” Biar serius untuk mewujudkan resolusi tahun ini,
aku bikin beberapa tips agar lebih produktif untuk diriku sendiri dan buat
kalian yang mungkin sama seperti aku.
5 Cara Agar Menjadi Produktif
- Jam tidur yang teratur
Langkah pertama yang aku rasa perlu aku perbaiki agar lebih produktif adalah, membuat jam tidur lebih teratur. Semenjak masa pandemi aku sering sekali kesulitan tidur, jadinya baru tidur menjelang pagi, atau malah setelah subuh. Akhirnya bisa dipastikan bukan, jam dimana harusnya aku bekerja, malah ngantuk atau tidur.
Ada banyak cara untuk memiliki jam tidur yang teratur, salah satunya adalah membuat jadwal tidur. Eh tidur kok dijadwalin, memangnya bisa? Aku juga baru tahu soal ini. Tapi ya ini salah satu yang harus aku lakukan. Ketika sudah waktunya tidur, aku harus bisa menjauhkan diri dari gadget. Selain itu biar bisa tidur lelap, aku harus aktif di siang hari.
- Buat to do list
Ini cara yang kedua agar lebih produktif. Harus
rajin mencatat apa pun. Sebelum tidur, buat rencana yang harus dilakan esok
harinya. Kalau perlu buatlah sedetail mungkin. Bikin skala prioritas mana yang
harus selesai lebih dulu.
Tentunya kalau sudah punya to do list ini kita juga harus tepat waktu dong. Jangan
terus ditunda-tunda. Sama aja bohong kalau terus ditunda sih. Nanti tau-tau
waktu berlalu lagi, eh tahun baru lagi. Gagal resolusi tahun ini jadi
produktif. Duh, jangan sampai, Er!
- Minimalisir gangguan
Apa yang bikin kamu jadi enggak
produktif? Kalau aku mungkin karena suka keasikan buka media sosial. Aku sering
banget ngabisin waktu buka Twitter. Sering kali karena aku merasa Twitter
adalah “kantor” aku, jadi ya sebentar-sebentar aku buka Twitter. Enggak sadar
keasikan, dan waktu pun lagi-lagi terbuang.
Sepertinya aku harus tau batasan
kapan waktunya buka media sosial dan kapan waktu untuk kerja. Ini hampir mirip
sih sama menerapkan to do list itu.
Jadi saran aku kalau kamu mau produktif, coba cari tau apa sih gangguan kamu
selama ini? Media sosial seperti aku kah? Nonton? Atau ada hal lain. Nah ini
gangguan ini harus dibatasi, dibuat sendiri kapan jadwalnya.
- Nikmati prosesnya
Seringkali yang kita pikirkan
adalah ingin cepat-cepat selesai sama kerjaan. Ini bakal jadi beban tersendiri
buat kita. Saran aku, nikmati aja proses kerja kita. Dengan begini, lama-lama
perasaan kita jadi tenang, dan dengan sendirinya nanti hasilnya juga akan jadi
lebih baik.
Banyak bersyukur masih bisa beraktivitas.
Enggak sedikit yang kehilangan mata pencahariannya di masa pandemi ini. Terus
aku malah menunda-nunda pekerjaan. Duh, semakin nulis ini kok aku jadi merasa
semakin bersalah di tahun 2020 kemarin. Semoga tahun ini aku benar-benar bisa
lebih produktif dan jadi pribadi yang lebih baik lagi.
- Istirahat yang cukup
Istirahat tetap harus dilakukan di sela-sela kita melakukan pekerjaan. Apalagi kalau terus menerus bekerja di depan laptop atau handphone seperti aku. Usahakan setiap 30 menit atau satu jam sekali mengambil waktu istirahat. Jangan lama-lama juga, cukup sekitar 15 menit sampai 30 menit. Gerakan tangan, kaki, dan badan agar tidak kaku akibat terlalu lama duduk.
Liburan Sehat ke Malaysia Saat Kondisi Membaik
Di akun Instagram
@medtourismmy.id sedang ada lomba Insta Story dengan menggunakan filter mereka
terkait resolusi kamu. Aku udah ikutan. Makanya aku jadi merenung soal resolusi
tahun 2021 ini. Ayo kamu ikutan juga.
Seandainya kondisi membaik,
sepertinya aku ingin liburan sehat ke Malaysia. Kondisi kesehatan aku tuh
sebenarnya memang enggak seratus persen sehat sih. Asam lambung aku terus
menerus naik, dan sekarang ini mata aku bengkak akibat silindris yang
bertambah.
Aku tahu salah satu sebab kurang
sehatnya aku adalah karena suntuk harus di rumah aja. Aku kangen main. Aku
kangen jalan-jalan. Tapi kondisi saat ini memang belum memungkinkan. Makanya
mau banget nanti bisa liburan sambil cek kesehatan di Malaysia.
Lewat website https://medicaltourismmalaysia.id/
aku baca-baca informasi soal Layanan healthcare Malaysia. Layanan Malaysian healthcare ini memberikan kemudahan
membuat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit pilihan. Selain itu juga bisa
memberikan estimasi biaya sesuai kebutuhan untuk biaya perawatan dan pengobatan
rumah sakit di Malaysia. Mereka memberikan rekomendasi rumah sakit terbaik di
Malaysia yang diduking oleh tenaga medis yang berpengalaman dan profesional.
Ada banyak testimoni di website mereka.
Menarik banget. Rasanya aku ingin liburan sekeluarga sama Bapak, Ibu dan adeku
sambil memeriksakan kesehatan kami di Malaysia. Sudah lama banget kami enggak
kumpul bersama dan menikmati waktu sebagai keluarga.
Semoga masa pandemi ini bisa
segera berlalu dan impian aku ini bisa terwujud ya. Tolong di-aamiin-kan dong
ya, teman-teman.
jadi kangen Malaysia kalau gini
BalasHapusminimalisir gangguan ini perlu juga, aku sering banget nih, dikit dikit cek hape ehh malah buka sosmed, kerjaan malah ga selesai selesai
to do list kadang kadang aku buat, malah kadang dilanggar sendiri :D
Isssh susah tidur, dan biasanya baru sehabis subuh mulai tidur, itu aku banget sih :p. Tapi dulu mba, skr Alhamdulillah udh membaik. Sejak aku paksa utk ga tidur siang, menyibukan diri, jd pas malam aku mulai capek :D.
BalasHapusKrn biar gimana tubuh LBH bgs tidur malam drpd di siang hari.
Bikin to do list juga sangat membantu bikin jdwal harian kita bisa on track. Jd ga banyak waktu kosong terbuang dengan tidur2an yg malah bikin malam jd susah tidur
Malaysia sebagai health tourism itu udah dari dulu yaa. Jujur aja, keluargaku LBH percaya berobat ke Malaysia drpd negara sendiri. Sejak mama dulu divonis tumor perut stadium akhir Ama dokter di Medan. Pas akhirnya cari solusi kedua di Penang, ternyataaa itu hanya myoma yg ga berbahaya dan bisa banget disembuhkan. Mama akhirnya setuju utk angkat rahim aja, toh anaknya udh gede2 waktu itu. Krn kebetulan aku msh kuliah di Penang saat itu, jd aku yg nemenin mama di RS. Ga kayak berasa di RS gitu, malah asiiik bgt. Aku bisa makan di kantin utk staff dan pengunjung yg enak2, dan terjangkau. Tempat2 utk jalan2 buat pengunjung juga banyak di sekitar RS. Jd bikin betah.
Yg terpenting nih mba, biaya yg papa keluarin hanya seperempat dari biaya yg ditulis Ama dokter di Medan itu -_- . Sejak itu, kalo emang sakit yg agak parah , kami LBH milih ke Malaysia aja :D.