Berbicara tentang negara ini tuh enggak pernah ada habisnya ya? Gimana enggak, banyak hal yang bisa dibahas dan dicari alasan kenapa aku lebih mencintai negara ini dibandingkan negara lainnya. Yah, walaupun tentu saja selalu ada kritik untuk Indonesia, kritikan yang membangun tentunya ya. Saking cintanya sama Indonesia semua orang maunya negara kita menjadi negara maju. Iya nggak? Iya dong..
Kalo kamu tanya aku, apa aku
bangga jadi warga negara Indonesia?
Dengan senyum bangga dan lantang
akan kujawab IYA. Kenapa?
Negara kita itu maha kaya lho, apa
saja ada di sini, perairan kita luas, hutan kita juga luas, yang paling penting
kita punya banyak keaneka ragaman budaya yang tidak semua negara miliki. Penduduk
kita juga ramah-ramah, saling tolong menolong, toleransi, dan juga negara kita ramai
di media social hihi.
Kemarin, aku sempat ikut
gathering netizen MPR dengan tema Proud to be Indonesian “bijak bermedia social
dalam mewujudkan karakter bangsa” bareng sama temen-temen bloger Semarang. Sudah
lama banget ya kan enggak pernah ada event offline, sejujurnya ini event bloger
offline pertamaku sejak pandemi 2020 lalu. Kami berkumpul di sebuah grup
whatsapp sehari sebelumnya untuk membahas dresscode dan perlengkapan yang perlu
dibawa, aku kebagian bawa ringlight. Dresscode saat itu melihat tema kami
mengusung batik. Ya karena batik juga merupakan budaya Indonesia to?
Keesokan harinya kami berkumpul
di hotel ibis, oh iya acara ini tetap dengan prokes ketat ya, kami tidak
mengadakan acara besar seperti beberapa tahun sebelumnya, acara tahun ini hanya
20 orang saja bloger Semarang, masih agak ngeri dengan covid ya bun, walau
angkanya sudah semakin menurun, semoga selalu menurun ya sampe akhirnya dari pandemic
berubah menjadi endemic aamiin.
Balik lagi ya, bijak bermedia social
seperti apa sih yang harus dilakukan? Yang perlu diingat, tugas kita sebagai
bloger adalah ujung tombak semua sosmed. Ya walaupun kita bukan selebgram
dengan followers M-M’an atau youtuber dengan viewers jutaan, Cuma suara kita
suka dipakai dan didengar di media social. Cuitan-cuitan santai kita di twitter
kadang juga suka ditimpali netizen. Jika kita asal mengeluarkan opini tanpa
data yang benar, bukan ga mungkin kita jadi penyebar hoax, maka dari itu saring
sebelum sharing masih dan masih tetap diperlukan.
Pandemic sudah hampir 2 tahun
tapi kita sebagai bloger tanpa capek terus menyebarkan berita terkait pandemic,
vaksin, dan sebagainya jadi ya saatnya kita berterima kasih dengan diri sendiri
karena telah menyuarakan kebenaran di media social dan juga kehidupan asli
kita. Hehe
Sekarang ini ya, orang untuk
menjadi viral terkadang melakukan apapun tanpa pikir panjang, yang penting
terkenal. Jadi ya menurut aku hal itu kurang bijak dilakukan mengingat sudah
banyaknya anak-anak di bawah umur yang juga mengakses media social dan mencontoh
prilaku kita dari sana. Tentu kita nggak mau kan kalo anak, adek, ponakan kita
terkena dampak buruk social media?
Selain membahas social media, MPR
juga bertanya kepada kami, apa saja sih kekurangan dari akun social media MPR? Masing-masing
dari kami diminta pendapatnya untuk mengemukakan masukan-masukan dan
menyampaikan kelebihan dari akun social media MPR, dan cukup banyak hal yang
bisa aku notice dari diskusi kemarin.
Sebagai konten creator, nggak
boleh absen posting, harus konsekuen, ikut yang sedang tren, dan juga harus
memerhatikan untuk upload di jam-jam rame. Konten harus dibuat sekreatif mungkin,
terutama caption. Bikin story yang juga menggelitik viewers agar tetap betah
berada di akun kita dan masih banyak lagi. Acara hari itu ditutup kami, bloger
semarang membuat sebuah video karya kami bareng-bareng yang berbicara tentang
keindahan Indonesia dan juga keanekaragamannya. Karena kita, Indonesia!
Tidak ada komentar
Mari berkomentar yang baik yaaaa