Ketika pandemi mulai melanda
Indonesia di akhir Maret 2020 lalu, rasanya segala hal jadi berubah. Terutama
aktivitas harian. Ya gimana, biasa rajin keluar rumah, ini tahu-tahu diminta di
rumah aja. Bahkan sekolah pun baru sekitar sebulan yang lalu mulai dijalankan
tatap muka, itu pun masih terbatas.
Yang paling aku ingat ketika di
awal pandemi, di media sosial ramai menyerukan meme: “Jika kamu ingin membantu
Indonesia, tapi passion kamu adalah rebahan, ini kesempatan kamu.” Agak lucu
rasanya kalau biasanya kaum rebahan disindir-sindir dianggap enggak berguna,
tapi justru di masa pandemi malah bisa membantu mengurangi penyebaran covid-19.
Tapi ya, seaneh apa pun itu, aku sebagai salah satu kaum rebahan, sudah pasti menyambut bahagia juga disuruh rebahan sih. Rebahan buat aku itu artinya bukan benar-benar enggak mengerjakan apa-apa sih. Karenanya kenyataannya banyak hal yang bisa dilakukan sambil rebahan, salah satu ya berseluncur di media sosial.
The Power of Sosial Media di Masa Pandemi
Ngomongin soal media sosial, aku
ngerasa di masa pandemi ini media sosial jadi salah satu wadah yang paling
berpengaruh dalam berbagi informasi apa pun. Kamu ngerasain juga enggak sih?
Analisa receh ala aku, Twitter dan Tiktok jadi platform media sosial yang cukup
laris di masa pandemi. Twitter mungkin
jadi bermanfaat dalam mendapatkan informasi-informasi, sementara Tiktok
kayaknya menjadi pelarian karena bosan di rumah aja. Enggak sedikit aku lihat
challenge-challenge dilakukan, termasuk bikin dalgona yang katanya bikin tangan
jadi pegal.
Aku memang bukan pengguna Tiktok
sih. Sampai saat ini Twitter masih jadi zona nyaman aku. Dan rasanya di masa
pandemi Twitter semakin ramai.
Menurut aku media sosial saat ini
bukan sekadar tempat haha hihi, pamer ini itu saja, tapi juga tempatnya
berbagi. Bukan rahasia lagi kalau pandemi juga membuat enggak sedikit orang
kehilangan mata pencahariaannya. Akhirnya pada banting stir membuka usaha
rumahan.
Aku ingat banget, beberapa bulan
setelah masuk masa pandemi, enggak sedikit akun-akun selebtwit yang ngetwit
agar orang-orang yang berjualan boleh ngereply di twit itu. Tujuannya jelas
dong, membantu mempromosikan UMKM. Sekarang enggak cuma selebtwit yang begitu,
banyak yang saling bantu dengan me-RT dagangan orang.
Siapa yang sangka hal sekecil itu
bisa membantu orang lain. Kita mungkin belum sanggup beli dagangannya, atau
enggak tertarik, tapi dengan menshare dagangan mereka, kita jadi turut membantu
mencari pelanggan yang tepat bagi dia.
Di awal-awal masa pandemi juga
aku merasa jadi banyak dokter yang aktif ngetweet. Aku yakin bukan karena
mereka kurang kerjaan atau nganggur, tapi mereka juga sebisa mungkin ingin
menyampaikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan jangan dilakukan di masa
pandemi ini.
Belum lagi soal berita-berita
viral. Ini nih bukti banget betapa media sosial memiliki power yang kuat.
Kejadian-kejadian yang tadinya kurang diperhatikan jadi terangkat berkat media
sosial. Contohnya yang baru banget aku baca tadi pagi. Kisah seorang kakak yang
kehilangan adiknya selama 5 tahun.
Sebenarnya keluarga sudah putus
asa dan menyerah. Sudah berusaha mencari dan melapor tapi tak ada tanda-tanda
keberadaan adiknya itu. Tapi ketika dia men-share di Twitter, hanya dalam waktu
2 hari, keberadaan adiknya langsung diketahui. Rasanya hebat banget ya kekuatan
media sosial ini.
Pengguna media sosial di
Indonesia yang begitu banyak, juga rasa perhatian untuk saling bantu dengan
men-share berita itu yang membuat bisa ditemukan. Keren.
Tapi ya enggak bisa dipungkiri,
enggak semua yang ada di media sosial itu hal positif. Hal-lah negatif dan
berita hoax juga banyak banget. Penting untuk bisa memilah mana yang berita
benar, mana berita hoax. Kalau aku biasanya mencari berita di Indozone aja, situs berita yang bisa
dipercaya. Ada banyak berita terkini yang bisa aku dapatkan di Indozone, mulai
dari soal politik sampai berita hiburan. Karena beritanya bisa dipercaya, aku
jadi enggak mudah termakan berita hoax.
Menurut aku edukasi tentang
pentingnya memastikan kebenaran berita harus bersanding sejajar dengan
penggunaan media sosial. Biar semakin hari, berita hoax akan semakin berkurang.
Syukur-syukur kalau bisa enggak ada lagi.
Gimana menurut kamu? Ceritain
dong di kolom komentar.
Seiring berkembangnya media sosial, sebaiknya juga diikuti tentang pemahaman informasi yang kurang tepat atau hoaks. banyak berita hoaks yang beredar di media sosial yang akhirnya jadi isu nasional. Jadi kita mesti bijak dalam bersosial media.
BalasHapusBener nih aku setuju banget. Kaum rebahan sebenarnya potensial untuk produktif, kreatif, dan positif juga tinggal dimanajemen pola pikir dan waktunya aja. Banyak contoh dong anak muda sekarang yang melesat bisnisnya gara2 aktif di medsos, terus juga kasus sosial bisa teratasi karena meluasnya berita sehingga bantuan datang dari segala arah.
BalasHapusbener banget, lewat media sosial kita harus bisa berbagi informasi dan hal baik yang bisa memberikan inspirasi atau pandangan yang tepat. Sudah jadi tugas kita juga untuk meluruskan semua HOAX yang beredar
BalasHapusMemang harus hati-hati dalam mencari informasi atau membaca berita, ya, karena sekarang semakin banyak saja berita hoax.
BalasHapusJadi harus cermat dalam mencari berita untuk menghindari berita bohong seperti mencari infomasi yang antihoax di Indozone, ya ...
Aku belom pernah sih nyoba indozone ini. Aku biasanya mau cek hoax ya cuma googling biasa aja sih. Baru tau kalo ada yg antihoax begini
BalasHapusYes harus saling bantu, krn disaat kita bisa rebahan, banyak orang lain yg harus banting tulag dan rebahan cuma sekian jam kemudian hrs bekerja keras. Kita hrs saling bantu di masa pandemi ini.
BalasHapusThe power of socmed memang sungguhlah mantuuull
BalasHapushal2 yg dulu ngga kebayang, ternyata bisa ya dilakoni dgn bantuan kekuatan socmed ini.
Waduh, saya kalau tanpa media sosial kayaknya nggak akan betah jadi kaum rebahan di rumah, wkwkwkwk.
BalasHapusSebenarnya bisa banget memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi masyarakat yaa..sehingga kita hanya baca yang baik-baik dan berita benar, bukan yang meresahkan.
BalasHapusHaha iya nih pas pandemi makin parah aja hoaxnya yaaa
BalasHapusKita sebagai org yang gak lepas dari media sosial memang agaknya juga dikit2 melakukan edukasi melaui postingan2 kita ya mbak
Setidak2nya itu yang bisa kita lakukan daripada berdebat haha
Indozone ini media terpercaya utk cari info yaa TFS
Media sosial ini hiburan banget dengan penatnya dunia nyata Kak hehehe.
BalasHapusTapi ya itu kudu hati2 dan jeli ga boleh kemakan hoaks yang meresahkan
Media sosial sejatinya jika digunakan dengan tepat akan sangat bermanfaat sekali, tinggal bagaimana kita saja untuk bijak dalam ber-media sosial
BalasHapusbaca post ini jadi inget, kayaknya emang iya ya pas pandemi timeline twitterku isinya kesehatan semua, alias banyak post soal kesehatan buat mereka yang terkena virus ini
BalasHapusdan di timeline IG, juga banyak beredar di explore-ku soal tips menjaga kesehatan dan cara-cara apa yang kudu dilakukan waktu kena covid
biasanya duluuuu sebelum corona, jarang banget timelineku isinya soal thread kesehatan
Yang paling mengerikan tuh hoax kesehatan lho huhu masih banyak aja seliweran di sosmed dan WAG. Sedihhh rasanya semoga masyarakat makin teliti lagi ya sama berita yang disebarkan.
BalasHapusPlace this guess 카지노 by positioning your chips on the core of all four digits. The new age of on-line gambling started late in the 19th century. But it was only a matter of time before the class of roulette rose to the occasion to grace the Internet. If a sport the place I started with a finances of 15 ends after 15 spins, it signifies that the quantity eight by no means confirmed up. We can adapt the perform roulette to output TRUE if the size of the vector wealth is strictly equal to finances.
BalasHapus