Sudah setahun kepergianmu, hidupku bagai roller coaster menghadapi segala yang terjadi. Dulu, aku bebas menentukan Dan mendahulukan ego, tapi kini aku take bisa memaksakan segala inginku terjadi begitu saja.
Egoku? Aku bebas seperti dulu, pergi ke manapun aku suka, bebas membuat cerita diriku seperti apa, tapi itu tak bisa kulakukan lagi kini, aku menerima orang yang membersamaimu 13 tahun ini walau orang2 berkata tidak, mereka tak yakin. Banyak yang mempermasalahkan sesuatu yang bukan urusannya.
Setahun ini aku belajar mana teman mana yang bukan, saat aku menulis ini, trust issueku kambuh, teman-teman terdekatku tahu apa sebabnya aku begini dan mereka memahaminya. Aku sedang tidak percaya kepada siapa-siapa sekalipun mereka circle terdekatku.
Setahun kepergianmu, aku belajar mengelola yang kamu tinggalkan, terseok-seok mengikuti alurmu, berusaha memahami dirimu sekarang, kenapa kita dulu tidak banyak bercerita tentang mimpimu? Kenapa yang ditanya bagaimana mimpiku? Kamu berusaha menerimaku dengan segala pemikiranku ini. Aku belum berterima kasih untuk itu, bahwa kamu menerimaku dengan segala keegoisanku. Kamu ayah yang hebat.
Sekarang, aku bingung mulai cerita dari mana, seminggu lalu aku payah sekali menghadapi diriku, mentalku benar-benar diuji, benar-benar payah menghadapi setiap gelombang masalah yang ada, bahkan terlintas keinginan menyusulmu karena aku tidak bisa membayangkan masalah yang akan terjadi di depan, yang aku tahu, jika kamu Masih ada, masalah ini akan selesai sesuai dengan ingin kita.
Setiap hari aku nangis, capek Pah. Setiap pagi, abis ngobrol sama ibu, mandi, aku ke kamar dan ambyar di sana. Turun kamar berusaha terlihat baik-baik saja, padahal tidak.
Sejujurnya, banyak yang ingin kuceritakan di sini, tapi ya aku juga gatau kenapa, tanganku kaku untuk menulis, bahkan sekarang ada Lomba Blog dari Gandjel Rel saja rasanya aku gatau mau mengikuti dari mana, banyak ingin kutulis, bagaimana aku menyayangimu, bagaimana kita dulu, tapi aku ga kuat, air mataku selalu lebih dulu keluar sebelum tulisannya jadi. Aku kudu gimana? Apa bener-bener lagi Malas Ngeblog?
ada saatnya untuk break sebentar Er.
BalasHapusKayaknya aku juga pernah di fase kayak gini
keluar bareng temen, kulineran kayaknya bisa mengembalikan mood nulis
Semangat ya Erina, kamu nggak sendirian..kalau butuh cerita-cerita colek me yaa kita ketemuan..memang sulit kehilangan orang yang disayang ya..Al fatihah buat Bapak..
BalasHapus